Tindak Lanjut ICOPE: Publikasi Artikel Seminar pada Jurnal Beriputasi

Bagian penting dari seminar internasional adalah publikasi artikel yang dipublikasikan kedalam jurnal bereputasi maupun prosiding yang memiliki kredibilitas tinggi atau diakui.  Kajian rapat membahas tentang publikasi ICOPE 2019, kegiatan rapat dipimpin langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Dr. Sunyono, M.Si. Peserta dalam rapat tersebut dihadiri oleh ketua pelaksana yaitu Mahpul, M.A., P.hD. serta diikuti oleh panitia publikasi dan web di ruang VIP cempaka, hotel pada Minggu (27/10).

FKIP Unila menyelenggarakan Internasional Conference on Progressive Education  (ICOPE 2019) di Hotel bukit randu pada Sabtu dan Minggu, 26-27 Oktober. Artikel diterbitkan ke jurnal terindek scopus, prosiding internasional dan jurnal pendidikan progresif FKIP Unila (icope.fkip.unila.ac.id)

Sebanyak 33 artikel yang diterima di publiser terindeks scopus, 149 artikel diterima di prosiding internasional atlantis press web of science, dan 38 artikel diterima di JPP terindek sinta 2, dari total 348 judul artikel.

Jurnal terindek scopus tersebut adalah Journal of Technology and Science Education (Scopus Q3), Pertanika Journal of Social Sciences & Humanities (JSSH) (Scopus Q3), Malaysian Journal of Learning and Instruction (Scopus Q3), Universal Journal of Educational Research (Scopus) prosiding internasional adalah International Proceedings (Atlantis Press Web of Science) dan jurnal dalam negeri dibawah unit wakil dekan bidang akademik dan kerjasama FKIP Unila Dr. Sunyono, M.Si., Jurnal Pendidikan Progresif (Sinta 2)

Semua jurnal diatas diakui oleh scopus.com, clarivate.com, dan sinta2.ristekdikti.go.id., nantinya artikel yang dipublikasikan dapat digunakan oleh penulis selain untuk pengembangan penelitian pribadi, juga dapat digunakan sebagai syarat publikasi dari berbagai program Dikti, kenaikan pangkat, dan lain sebagainya.  

Adapun artikel yang dikirim oleh pemakalah ke ICOPE 2019 dikategorikan beberapa publikasi diatas, berdasarkan hasil reviu oleh para pakar dibidang kajian ilmu, namun semua artikel belum tentu diterima dalam seminar ICOPE 2019 dan diterbitkan dalam publikasi terkait. Artikel disaring melalui review content, review template, review  plagiarism atau similaritas .   

Alur artikel dalam ICOPE 2019 adalah, peserta pemakalah mengirimkan artikel ke ICOPE 2019 yang telah di tentukan tanggalnya oleh panitia, kemudian artikel dipisah berdasarkan ruang lingkup keilmuan oleh panitia ICOPE. Kemudian artikel didistribusikan ke reviewer sesuai dengan bidang keahlian. Artikel yang sudah direview dikembalikan beserta catatan ke penulis untuk diperbaiki dan diterbitkan sesuai dengan kualitas artikel. 

Sebanyak 348 total artikel yang masuk pada ICOPE 2019, disaring melalui berbagai tahapan, diperoleh 220 artikel yang dapat mengikuti seminar internasional (ICOPE 2019), artikel tersebut kemungkinan akan berkurang lagi, disebabkan karena kemiripan atau penulis tidak bersedia untuk dipublis.

Peserta ICOPE 2019 terbagi berdasarkan Negara, Provinsi, Perguruan tinggi, Dosen, Guru, Mahasiswa, termasuk didalamnya dosen dan mahhasiswa Unila. Subtema terbagi menjadi beberapa bagian dapat dilihat di icope.fkip.unila.ac.id

Berita terkait ICOPE 2019

Link seminar icope.fkip.unila.ac.id

 

 

 

 

Pakar KIMIA dari Jerman, sebagai keynote speaker di Seminar ICOPE 2019 – FKIP Unila.

Prof. Dr. Hans-Dieter Barke menjadi keynote speaker di International Conference on Progressive Education (ICOPE 2019), di Bukit Randu, Bandar Lampung pada Sabtu (26/10).

Prof. Dr. Hans-Dieter Barke adalah seorang profesor di Department of Chemistry and Pharmacy, University of Muenster, Germany.

Dalam paparannya pada ICOPE 2019 ini, Barke menegaskan bahwa hal yang paling penting di Era Revolusi Industri 4.0 adalah Teknologi Informasi. ” All students must be good in Information Technology, such as Computer. And the next generation of teachers prefers computers than blackboards in learning”

“There are many new ways for teaching, like you can use smartphone and go away from the blackboard” artinya ada banyak cara baru untuk guru dalam mengajar, seperti menggunakan smartphone dan beralih dari cara mengajar menggunakan papan tulis, ungkapnya.